Baru
sempat post blog lagi, setelah libur lebaran kemarin, karena sempet rempong
bikin laporan bulanan dan pindahan kantor, finally baru ngepost blog tentang
suprise birthday kemarin bisa diliat disini, dan sekarang mau cerita persiapan
merried nih, yang udah memasuki Katekisasi Pra Nikah, Jadi tanggal 18, 19, dan 20 Agustus 2012 yang lalu saya dan
@mrtetelepta mengikuti katekisasi Pra Nikah, dalam pernikahan kristen, wajib
nih hukumnya mengikuti katekisasi pra nikah sebelum hari H. Katekisasi Pra Nikah
sendiri diadakan untuk mempersiapkan pasangan sebelum masuk ke dalam dunia pernikahan
yang dibimbing sendiri oleh Pendeta.
Karena
saya dan @mrtetelepta berbeda gereja, @mrtetelepta gerejanya di Surabaya,
sementara gereja saya di Tasikmalaya, maka di ambilah jalan tengah katekisasi
di gereja di GPIB Bahtera Iman Ciputat, dimana tante saya yang menjadi
Pendetanya, karena awalnya kita mikirin waktu dan kondisi supaya lebih efektif
dan efisien maka kita berdua memutuskan kalau katekisasinya berlokasi di
Jakarta saja. Sebelumnya kita berdua membuat surat pelimpahan katekisasi pra nikah
dari gereja kita masing-masing untuk melakukan katekisasi pra nikah di GPIB
Bahtera Iman Ciputat. Dilengkapi juga dengan surat Baptis dan Sidi.
Acara
katekisasinya sendiri mirip dengan acara PA, yang dibawa tentu saja Alkitab,
Kidung Jemaat, buku catatan dan pakaian formal pake sepatu, yang perempuan pake
rok, laki-laki kemeja dan celana kain, karena aturan gerejanya seperti itu,
tapi katekisasinya sendiri berjalan lebih santai karena mama Uli panggilanku terhadap
Pdt Julianna Tetelepta lebih banyak mengaplikasikannya dengan cerita, termasuk
cerita tentang keluarga, dan pengalaman-pengalamannya semasa pelayanan. Makasih
banyak ya mama Uli *peluk
|
me & mama Uli |
|
honey & mama Uli |
Katekikasi
Pra Nikah ini harusnya berjalan 7 pertemuan dengan 7 topik pembahasan, tapi
mama Uli, mengemasnya dengan 3 pertemuan saja.
Hari
Sabtu, 18 Agustus 2012 kita membahas tentang Konsep Allah dalam Rumah tangga,
Rumah Tangga dan Kasih Karunia.
Hari
Minggu, 19 Agustus 2012 tentang Tanggung Jawab seorang Suami dan Istri, Berkat
atas Rumah Tangga, Rumah Tangga dan Gereja
Hari
Senin, 20 Agustus 2012 tentang Rumah Tangga dan Masyarakat, dan Rumah Tangga
dan Masa Depan.
Banyak
hal yang yang kita dapat disini, untuk bekal hidup Rumah Tangga nanti.
Bahwa tujuan Allah
membentuk pernikahan bagi manusia adalah:
Untuk saling menolong dan melengkapi dalam suatu komunikasi yang baik dan dalam kasih Ilahi,
dan ingin memberkati dengan keturunan ilahi yang beribadah
hanya pada Allah.
Prinsip-prinsip perkawinan Kristen:
1. Perkawinan Kristen
adalah perkawinan monogami.
Perkawinan
adalah antara seorang pria dan wanita (Kej. 1:26-28). Jadi perkawinan yang
sesuai Alkitab adalah perkawinan antara satu laki-laki dan satu perempuan.
Sebab itu kekristenan menolak dengan tegas segala bentuk poligami maupun
perceraian.
2.
Prioritas
utama adalah pasangannya.
Kata
“meninggalkan” (kej.2:24-25) bukan hanya tentang perubahan tempat, melainkan
lebih tentang perubahan prioritas-prioritas dan kewajiban-kewajiban. Kewajiban
utama seorang suami tidak lagi kepada orang tuanya, tetapi beralih kepada
istrinya. Maksudnya, istrinya harus didahulukan daripada ibu dan ayahnya.
Laki-laki
harus menempatkan istrinya sebagai prioritas utama dalam hidupnya. Bahkan
ketika mereka dikaruniai anak, istri harus tetap menjadi yang terutama, baru setelah
itu anak-anak. Prinsip yang sama juga berlaku bagi seorang istri. Ia harus
mendahulukan suaminya melebihi keluarga atau anaknya sendiri.
3. Menjadi satu dalam
segalanya.
Kata
“menjadi satu daging” (Kej.2:24-25) memberi makna bahwa hubungan laki-laki dan
perempuan sebagai satu daging berbeda dari hubungan orang tua dan anak. Menjadi
satu daging berarti ” bersatu, atau melekat dengan istrinya”. Maksudnya mengacu
pada hubungan yang tetap dan permanent tak terpisahkan antara suami dan istri
dalam segala hal, baik aspek keintiman, seksual, komunikasi, keuangan, dsb.
4. Perkawinan
merupakan relasi yang sepadan (Kej.2:18)
Sejak
awal dunia, Allah telah menetapkan bahwa hubungan laki-laki dan perempuan
adalah hubungan yang sederajat, seimbang dan sepadan. Hawa tidak diciptakan
lebih rendah kedudukannya daripada Adam. Hawa justru menjadi penolong bagi
Adam. Prinsip ini harus direnungkan dalam-dalam. Meskipun mungkin seorang pria
kedudukannya lebih tinggi, lebih kaya, dsbnya, namun Allah menuntut bahwa ia
harus menghargai istrinya sebagai pasangan yang sepadan. Begitupun
sebaliknya.(Amsal 18:22; Pengkhotbah 4:9)
Acapkali
masalah yang terjadi dalam rumah tangga diakibatkan oleh salah satu pasangan
yang meremehkan pasangannya, menganggapnya lebih rendah, sehingga ia merasa
berhak untuk mendominasi rumah tangga.
5. Perkawinan berakhir
sampai maut yang memisahkan (Roma 7:2)
Kapankah
perkawinan berakhir? Alkitab dengan tegas mengatakan bahwa perkawinan hanya
dapat berakhir saat salah satu pasangan meninggal dunia. Artinya, Firman Tuhan
menyatakan bahwa perkawinan Kristen adalah perkawinan yang berlangsung seumur
hidup sampai maut memisahkan.
Tiga Unsur Pembangun Keluarga yang Kuat
1. Komunikasi yang
jelas dan transparan antara suami istri
2. Hidup dalam kasih
sayang dan cinta yang bergairah antara
suami dan istri.
3. Hidup dalam
komitmen bahwa perkawinan adalah ikatan seumur hidup yang harus dihormati.
Apabila 3 unsur diatas dilakukan dengan sungguh , maka
sebesar apapun gelombang dan arus kehidupan menerpa, keluarga Kristen yang
dibentuk akan tetap tahan menghadapinya. Jadikanlah Tuhan
Yesus sebagai pusat kehidupan keluarga, beribadahlah dengan sungguh dan setia,
maka Dia akan memberkati keluarga yang kita bangun (Ulangan 28:1-14).
Apabila
yang mendasari pernikahan kita adalah penampilan fisik, kekayaan, kepandaian,
kepribadian yang menarik, maka semuanya itu akan berubah dengan berjalannya
waktu. Hal-hal tersebut tidak bisa dijadikan dasar yang kokoh dalam suatu
pernikahan.
Begitupun
dengan nafsu terhadap penampilan fisik , karena nafsu hanya sibuk memikirkan kepentingan
dirinya sendiri. Sebab itu kita harus memiliki dasar yang benar agar pernikahan
kita didasari dengan sesuatu yang benar dan langgeng.
Tuhan
memberikan kepada kita contoh kasih yang sempurna, ketika AnakNya yang
tunggal disalibkan karena kasihNya yang
begitu besar kepada manusia. Dan ketika Yesus Kristus diterima dalam hati manusia , maka kasih sejati yang luar biasa itu akan melimpah dalam diri
manusia tersebut.
Pada dasarnya ada
empat kasih yang ada di dunia ini:
Di
dalam kasih eros ada perasaan, emosi dan nafsu. Adalah wajar jika dalam setiap orang ada kasih eros
terutama terhadap lawan jenis. Tetapi kasih ini sangat tidak stabil, mudah
berubah. Hanya dengan kasih Allah, setiap orang bisa mengontrol kasih eros ini.
Kasih
ini adalah kasih persaudaraan yang di dalamnya ada emosi dan
kesetiakawanan(Ibrani 13:1). Kasih ini pun tidak stabil , buktinya dapat
terjadi permusuhan antar teman/sahabat.
Kasih
ini merupakan kasih karena ikatan darah dalam keluarga, contoh kakak adik, ibu dan anak, ayah dan anak. Namun kasih ini
tidak cukup stabil karena dalam suatu keluargapun tidak menutup kemungkinan
terjadi perpecahan.
Kasih ini adalah kasih yang tertinggi,
karena di dalamnya ada kasih Ilahi. Kasih ini hanya dimiliki oleh orang yang
sudah menerima kasih sejati yang ada di dalam Kristus. Kasih ini yang memungkinkan pasangan suami
istri akan tetap saling menerima, saling menghargai dan saling mengasihi sampai
maut yang memisahkan.
Bagaimana agar kita memiliki kasih yang Agape?
1. Terimalah Tuhan
Yesus yang merupakan wujud KASIH ALLAH bagi Anda
Dalam
Yohanes 3:16 mengatakan, “ Karena begitu besar KASIH ALLAH akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang
percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Ketika
kita menerima KASIH ALLAH dalam wujud percaya dan menerima Tuhan Yesus dalam
hidup kita, maka kita memperoleh hidup yang kekal. Dan bila seseorang sudah
menerima KASIH ini, maka dalam hidupnya diisi dengan kasih yang dari Allah,
Sudahkah Anda menerima Tuhan Yesus dalam hidupmu? Baca Roma 10:9-10.
2. Jalin hubungan yang
intim dengan Tuhan setiap hari bersama pasangan Anda.
Ketika
seorang suami berdoa bersama istrinya kepada Tuhan, maka ia akan menjadi intim
dengan istrinya. Begitu pula sebaliknya, seorang istri yang berdoa bagi
suaminya menciptakan keintiman di dalam roh bersama suaminya. Keintiman
menghasilkan kesatuan yang benar , bukan hanya keintiman secara fisik/jasmani
tetapi juga secara roh. Dan ketika pasangan suami istri semakin intim dengan
Tuhan maka kasih Ilahi akan senantiasa memenuhi mereka.
3. Lakukan sesuai
Firman Tuhan
Firman
Allah berkata dalam Efesus 5:25,’Hai istri , tunduklah kepada suamimu seperti
kepada Tuhan,…” dan Efesus 5:25, “Hai suami, kasihilah istrimu sebagai mana
Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diriNya baginya,..”
Perintah Allah kepada para suami.
Perintah
Allah kepada para suami adalah MENGASIHI istrinya. Kasih yang harus ditunjukkan
sama seperti Kristus mengasihi jemaatnya, yang tidak MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI
dan MAU BERKORBAN HINGGA MATI DISALIB.
Suami
yang mengasihi istrinya, pasti akan berusaha memenuhi kebutuhan istrinya
terlebih dahulu, ketimbang keinginan-keinginannya. Dia akan wujudkan dengan kesabaran, tidak
kasar, tidak menyakiti dan tidak mencari keuntungan bagi dirinya sendiri.
Suami
yang mengasihi istrinya, akan selalu setia dalam kondisi apapun istrinya. Dia
selalu mengampuni, tidak menyimpan kesalahan, dan mengasihi istri lebih dari
orang tua, anak-anak ataupun pekerjaannya.
Perintah Allah kepada para istri.
Perintah
Allah kepada para istri adalah TUNDUK kepada suami seperti kepada Tuhan. Tunduk
berarti menghormati dengan tulus dan terus menerus kepada suami. Bukan karena
terpaksa tetapi sungguh-sungguh melakukannya karena hormat dan menghargai
suami.
Sikap
tunduk diwujudkan dengan tetap menunjukkan penghargaan dan memperlakukan dengan
sopan. Jangan harga dirinya dilecehkan dan dicemoohkan didepan umum, dengan
cara mendebat, memojokkan dan seakan-akan mengendalikan dan menguasai si suami.
Dan yang paling melekat di ingatan Pernikahan
Kristen itu hanya
boleh sekali, ayat ini terpampang dalam hiasan dinding dirumah kami, peninggalan
almarhum mama dulu:
“Tidakkah kamu baca,
bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan
perempuan? Dan firmanNya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya
dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah
dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”
Masih
banyak bahasan yang kita diskusikan dengan mama uli, yang pasti sih kita juga
harus nyiapin bahan pertanyaan, termasuk yang berhubungan dengan pergumulan
kita, biar didoakan juga. dan Tuhan senantiasa memberkati perjalanan kita
menuju jenjang pernikahan kudus, amin