Catatan Bara Kusumadewa , Februari 2010
Baby says she’s dying to meet you
Take you off and make your blood hum
And tremble like the fairground lights…
- Baby Says, The Kills -
Aku pulang cepat dari kantor mengendarai
holden premiere biruku menuju uluwatu, cuaca Bali sore itu cerah, ombak
juga lagi bagus sangat menggoda untuk diarungi dengan papan selancarku.
Iya surfing sudah menjadi duniaku, berkat
disiplin dan latihan rutin aku berhasil meraih juara tournament surfer
pro di Aussie bulan Januari lalu. Sebetulnya aku mulai resah ingin
membagi sepenggal kebahagiaan itu semenjak masih di Aussie denganmu,
tapi tak pernah ada kesempatan, handphone yang selalu dimatikan, sms
yang tak pernah dibalas, Tiba-tiba aku ingin menikmati waktuku bersama
denganmu, menikmati ketika kamu memilih untuk mencintaiku, sebegitu
inginnya sampai aku menandai dirimu di tubuhku, iya di Aussie sana aku
menato bagian punggungku dengan huruf kanji “Aozora” namamu yang berarti
biru. Tapi kau tak pernah tau. Seandainya saja kamu mau aku ingin
mengulangnya dari awal, meski sekarang situasinya menjadi sulit dan
rumit.
Aku duduk diatas selancar yang mengapung
dilautan dalam keheningan, menunggu gulungan ombak. Dulu kita pernah
sama-sama seperti ini duduk bersisian diatas selancar masing-masing yang
mengapung dilautan, karena jika kamu sedang berada di Bali kamu selalu
menemaniku latihan surfing hingga surya beranjak tenggelam dan langit
merona jingga, but now i see the sun was radiating blue, oh maybe its
just a case of too much missing u?
Iya kamu Ryumanda Aozora yang diam-diam mencuri hati.
Aku harap kamu menutup mata atas kelakuan
ku dulu, menutup mata atas hal yang tidak ingin kau lihat dengan
kelakuan nakalku dulu, bulan Desember 2009 aku masih ingat benar
menjelang natal, karena lagu Santa Claus is comin to town sayup-sayup
terdengar ketika melewati gereja, dan kami usai merayakan selesainya
pembuatan iklan perdanaku dimana aku menjadi bintangnya, sebuah produk
rokok yang bertema Adrenalin junkie, dan aku main surfing didalam
iklannya, semua team produksi sudah berkumpul di club kecuali kamu, aku
pikir kamu tidak datang karena masih ada kerjaan, dan kami sudah terlalu
mabuk, dan jahilku muncul ketika bermain trick or treat aku mencium
bibir temanmu, yang tanpa aku sangka kamu sudah hadir disana melihat
dengan matamu sendiri. Kamu tak banyak bicara, tapi aku tau aku telah
menyakitimu.
Yang jelas malam itu kamu yang pegang
setir holden biruku kembali ke rumah di ubud, karena aku terlalu mabuk,
dan meski kamu tau aku mabuk kamu tetap saja menanyaiku
“sampe kapan sih kamu berhenti berlayar kesana kemari?”
“sampai aku puas berlayar” balasku sambil tertawa maksudku bercanda karena kamu malam itu terlalu serius
Tapi kamu malah marah-marah mendengar jawabanku
“kalau gitu bisa gak bukan dengan
seseorang yang aku kenal atau emang kamu gak tahan ngegodain semua
mahluk yang berlabel perempuan”
Aku mulai kesal dan membentakmu
‘’bukan hak kamukan ngatur-ngatur aku dekat dengan perempuan siapa!”
Kamu diam. Aku tau kamu kesal, malam itu kamu hypersensitif, mungkin kamu lagi PMS.
Besoknya matamu sedih tidak seceria
biasanya, aku mengantarmu ke bandara kembali ke Jakarta, kita tak banyak
bicara seolah kelu, hanya ucapan pamit tanpa pelukan perpisahan atau
senyuman dengan mata berbinar seperti biasa, kamu begitu cepat berbalik
pergi, sehingga rasanya ingin berlari merengkuhmu ketika menatap
punggungmu yang menjauh supaya kamu tidak kemana-mana lagi. Tapi
kenyataannya ego menahan kakiku untuk diam. Tapi kemudian kamu berbalik,
i see u cry dan kamu berkata ini “u know how much i feel about u, dan
aku gak perlu omongin lagi, kamu tau ketika aku dapat job iklan itu aku
langsung kepikiran kamu untuk jadi salah satu model iklannya, karena aku
pengen kamu bisa menjadi bagian dari dunia aku, aku pengen shootingnya
di Bali karena aku bisa ketemu ama kamu, sama-sama dengan kamu, tapi
yang aku temuin cuma lelah” lalu dia beranjak pergi.
“Ryu, im sorry I didnt mean to hurt you, im sorry if i make u cry” shitt aku memaki diriku sendiri.
Semenjak itu ada yang kosong, kamu mulai
menjauh ketika aku ke Aussie aku ingin mendengar ketawamu, apakah kamu
baik-baik saja, tapi teleponku selalu direject, ym, e-mail, smspun tidak
dibalas, aku cuma bilang mau minta maaf. Tapi ketika melihat akun
facebookmu, u look so happy with your life dengan orang-orang yang
menyayangimu, setidaknya itu bisa membuat aku sedikit tenang.
Maaf untuk tidak pernah tegas menyatakan
perasaanku padamu, maaf karena egoku selalu menahanku, selalu ada sebab
akibat dengan tindakanku selama ini, kenapa aku selalu menjaga sikap,
menjaga jarak untuk tidak terlalu larut denganmu karena kamu tau ketika
umur enam tahun aku diangkat oleh om dan tante kamu sebagai anak angkat,
dulu aku anak jalanan yang besar di kuta tak terurus yang bisanya
minta-minta, sampai tak segan mencopet, dan akupun kena batunya karena
yang aku copet ternyata om kamu, aku dijebloskan dipenjara beberapa hari
untuk memberi efek jera, setelah itu om kamu membebaskanku, ketika om
tau aku anak yatim, om mengangkatku sebagai anak. Mulai saat itu aku
tinggal bersama om dan tante kamu, om yang aku panggil ayah mulai
mengajariku hal-hal yang positif, bagaimana berusaha untuk berdiri
dikaki sendiri, aku disekolahkan dan diberi modal untuk mencari tambahan
jajan sendiri, aku jualan asongan dari situ kelak aku bisa beli papan
selancar sendiri, dan berinteraksi dengan turis-turis asing yang
memperlancar bahasa asingku, hingga aku bisa menguasai tiga bahasa
asing, kehidupan anak pantai tak lepas dari ku, dengan bakat surfingku
banyak turis-turis yang belajar surfing, diantaranya bule-bule perempuan
yang mungkin kamu anggap mereka perempuan yang hilir mudik dalam
kehidupanku, aku tau kamu cemburu, wajar. Kamu mengenaliku sedari awal,
tau latar belakangku seperti apa, ketika pertama diperkenalkan denganmu,
waktu itu kamu sedang berlibur diBali, aku iri karena kamu dikelilingi
orang tua yang utuh, om serta tante yang mengasihimu, ketika bertemu
pertama kali aku selalu ketus, tapi kamu dengan manik mata jenaka begitu
ramah menyambutku, tatapan kamu masa kanak itu membuat aku luluh, kamu
tak pernah membedakan dan mempersoalkan aku sebagai saudara angkat, oleh
karena itu aku menyayangimu dengan tulus.
Kamu juga merasa nyaman, makanya setiap
liburan kamu selalu datang keBali, seperti satelit yang mengitari bumi,
kalau kamu lagi ada di Bali, kamu selalu mengikuti kemana aku pergi,
surfing, diving, naik motor trail, trekking, semua hal yang memacu
adrenallin kamu ikuti, semakin beranjak dewasa aku mulai khawatir, dan
mulai memproteksi kamu dari kehidupan anak pantai yang rentan dari
kehidupan malam, sex bebas, dan hal negatif lainnya. Mungkin awalnya
dari sikap menjaga dan mengasihi kamu secara berlebihan itu yang
akhirnya memancing kamu untuk mencintaiku. Kamu mengungkapkannya disuatu
sore menjelang senja ketika kita terapung diatas selancar masing-masing
menunggu ombak yang bagus. Dan kamu tau aku tidak begitu pandai
merangkai kata jika berhadapan denganmu, makanya aku menciummu diantara
senja keemasan itu.
Dan Akhirnya Ibu bisa melihat perasaan
yang berkembang diantara aku dan kamu, suatu malam ketika kamu kembali
ke jakarta ibu mengajakku bicara, intinya menekankan bahwa kamu itu adik
aku, sudah sepatutnya aku menjaga dan melindungi kamu seperti adik aku
sendiri. Dan sebagai rasa penghargaan dan penghormatanku terhadap Ayah
dan Ibu yang sudah mengangkat aku menjadi anaknya, mengangkat harkatku.
Aku mencoba memberi batasan terhadap perasaan-perasaanku sendiri,
termasuk terhadap kamu.
***
14 Februari 2010 aku ke Jakarta aku ingin
bertemu, banyak hal yang ingin ku katakan, tapi aku tidak menemukanmu,
kamu bilang kamu sedang ada kerjaan di luar kota, dan aku mencoba
berkompromi dengan hal itu, meski ada sepi yang menggigit didalam hati,
lalu aku menitipkan seekor anak anjing red poodle mini pada tetanggamu,
untuk diberikan kepadamu kalau kamu pulang, aku tau kamu suka anjing,
dan aku ingin berbagi sedikit bahagia, lewat anak anjing itu, karena
kita tidak sempat berbagi bahagia ketika aku meraih kemenangan
tournament surfingku di Aussie.
*cerita ini pernah dipublikasikan dalam #11projects11days oleh www.nulisbuku.com
No comments:
Post a Comment