Wednesday, February 8, 2012

Where my mom come from


"There are only two lasting bequests we can give our children - one is roots, and the other, wings."  - Hodding S. Carter

my lovely mom
Saya selalu tertarik dengan akar dari mana mama saya berasal, beruntung sekali sebelum mama kembali ke rumah Bapa pada tanggal 26 Mei 2011 kemarin, mama sempat membawa kami, saya dan adik saya berkunjung ke tanah kelahirannya di Porto, Pulau Saparua, Maluku, untuk mengenal akar keluarga saya.

peta pulau saparua dimana porto berada, sumber : google
Untuk menuju porto di pulau saparua ini kita harus naik boat dari dermaga di tulehu menuju porto yang menghabiskan perjalanan selama satu jam

Tiba di dermaga porto kita bisa langsung melihat rumah keluarga kami, dimana mama menghabiskan masa kecilnya lataknya dekat gereja irene, karena lingkungan dekat gereja inilah yang membuat agama kristen mama mengakar kuat.  

rumah kami yang ditandai tanda panah
rumah kami di porto *tampak depan*
menara gereja irene dari depan rumah kami di porto
Bicara tentang rumah di porto, dapur rumah kami menghadap ke pantai, hal ini yang sangat saya dan adik saya cintai, karena kami berdua selalu mengidamkan untuk memiliki rumah ditepi pantai.  Jadi jika senja tiba kita bisa melihat matahari terbenam sambil duduk di pembatas pantai, dan sayup-sayup terdengar suara tifa dipukul, dari arah gereja irene. Thats a lovely moment capturing in my mind, yang sempat kami lewatkan bersama mama, juga oma dan opa.

sunset dibelakang rumah di porto
Oma saya bermarga Tetelepta dan Opa saya bermarga Lopulalan. Mereka berdua lahir di negeri yang eksotis bernama porto.

Oma Salo Tetelepta
Opa Alex Lopulalan
Opa saya dulu adalah nelayan, jadi dia gak takut untuk menghadapi ombak, pernah ketika kita kembali ke ambon naik boat di bulan Desember ketika ombak di laut banda sedang ganas-ganasnya, didalam boat saya juga mama sudah mulai gelisah dan memanjatkan doa karena boat kami terombang-ambing dengan keras, dan parahnya kita tidak memakai pelampung, disaat situasi horor seperti itu, opa duduk dengan tenang sambil mengangkat kaki, diujung belakang boat yang melaju kencang, what??///xxxx

Yang saya sukai dari leluhur mama saya, di porto kami semua bersodara, sodara pela, (pela gandong merupakan suatu sebutan yang di berikan kepada dua atau lebih negeri yang saling mengangkat saudara satu sama lain) dan mama sangat akrab dengan mereka, meskipun kami tidak tinggal lagi di porto, berpencar-pencar diseluruh negeri ini, tapi kalau ada ada acara kumpul-kumpul, katong berusaha untuk baku dapa.

Semoga tradisi pela gandong ini mengakar kuat pada kami dan kelak yang akan diwariskan ke anak-anak cucu kami, dan menjadikan kami pohon-pohon yang kuat, karena ditopang oleh akar kami.

No comments:

Post a Comment