Friday, March 30, 2012

Its a Great Day, My Lamaran Day


Jadi ceritanya tanggal 26 Maret 2011 kemarin @mrtetelepta dan keluarganya yang udah datang jauh-jauh dari surabaya, datang ke rumah dengan maksud melamar, yang menyambut tentu saja saya, papa, adik, perwakilan keluarga papa, dan perwakilan keluarga almarhum mama yang sudah jauh-jauh juga datang dari Jakarta. Thanks God semua berjalan dengan lancar, dan jawaban dari maksud dan tujuan baik lamaran tersebut tentu saja “IYA”


This is a great day, love this day so far and the day i past with @mrtetelepta, hopefully tommorow and the day will comes is gonna be another great day even greater. Tentu saja tanpa lepas campur tangan Tuhan.
Mohon doanya ya supaya segala sesuatunya bisa berjalan dengan lancar sampai peresmiannya nanti.
Kami berdua mulai mempersiapkan kebutuhan pernikahan, we feels so excited, every new part, new beginning, new period, me and @mrtetelepta, us for the rest of our lifes, semua hal tentang kita berdua bikin hati berbunga-bunga, yang jelas tentang pernikahannya kita gak pengen phenomenal and expensive wedding, tapi sacred wedding yang berkesan yang bisa jadi berkat buat kita berdua juga orang-orang disekitar kita, amin.
This picture taken after acara lamaran, sebetulnya @mrtetelepta pake kemeja batik, tapi atasannya diganti putih biar nyamain aku yang pake kebaya encim putih. Thanks to Fiat dari Amiraphotograph yang udah motoin ya...

Sunday, March 18, 2012

Daniel Alexander: Menabur Kasih di Ujung Timur


Dia tinggalkan kenikmatan pelayanan perkotaan, berjalan mencari jiwa dari desa ke desa dengan kakinya yang selalu bertumpu pada Tuhan. Prinsip hidupnya adalah berbagi, sekalipun dalam hidupnya sudah tidak ada yang bisa dibagikan lagi. Yah, paling tidak berbagi senyum dan keramahan. Itulah Daniel Alexander, pria yang sangat terbeban untuk memajukan daerah-daerah tertinggal dibangsa ini. Bukan memanjukan keimanan semata tetapi juga mencerdaskan mereka.

Rendah hati, sabar dan tenang, demikian pria yang telah menjadi bapak segala suku ini. Senyumnya pun selalu mengembang ketika ia berpapasan dengan siapa saja, entah orang yang sudah dikenalnya ataupun belum. Sorot matanya memancarkan keteduhan, tak heran jika banyak yang betah berbincang dengannya. Semua anak muda yang dekat dengannya, diangkat menjadi anak. Dan nampaknya mereka pun dengan senang memanggilnya, papa, papi, bapak, om, koko dan masih banyak lagi sebutan akrabnya.

Nama Daniel Alexander memang sudah membahana di dunia pelayanan. Sejak ia berkomitmen mengabdikan diri untuk melayani suku-suku terasing di Papua, ia habiskan seluruh kehidupannya untuk berjuang memajukan taraf kehidupan di daerah tersebut. Ia tinggalkan kemampanan hidup di kota besar, bahkan ia pun mengajak istri yang dicintainya untuk pindah dari “negeri kangguru” (Australia, red) ke pulau cendrawasih (Papua) yang pada saat itu masih terbelakang.

Papua jadi pilihan
Daniel Alexander lahir dari keluarga yang pas-pasan, di kota Surabaya pada tanggal 22 Maret 1956. Kedua orang tuanya terbilang cinta Tuhan, maka tak heran jika ia pun mewarisi sifat tersebut. Sejak remaja Daniel sudah giat melayani. Tepatnya ketika ia duduk di bangku SMP dan sudah mengalami pertobatan. Ia sempat berkuliah di Universitas Petra jurusan Sastra Inggris. Pada semester tiga ia berhenti dan memutuskan untuk sepenuhnya pelayanan.

Ko Dan, demikian ia biasa disapa, melayani di kota kelahirannya. Pada waktu itu, tahun 70-an, semangat pelayanan sedang berkobar di sana. Tahun 1980 ia sudah menjadi penginjil keliling, bahkan hingga ke luar negeri. Ia kerap mengadakan kebaktian kebangunan rohani yang sekarang ini populer dengan sebutan KKR. Dan ia pun tergabung dalam PESAT (Pelayanan Desa Terpadu) hingga saat ini.

Di tengah kemapanan pelayanannya, hati kecil Daniel tergelitik dengan kata “sampai ke ujung bumi”. Kala itu ia bertanya kepada Tuhan, “Tuhan, kemanakah aku harus pergi?” Tuhan pun berkata, “Jadilah saksiKu dari Yerusalem, Yudea, Samaria dan sampai ujung bumi”. Ia terus merenungkan kalimat tersebut. Lalu ia bertanya pada Tuhan, “Di manakah ujung bumi?”

Hingga suatu hari Daniel mendapat jawabannya. “Saya membaca buku yang sudah cukup tua usianya. Judulnya, From Jerusalem to Irian Jaya. Ketika saya membaca, muncul pertanyaan, Kenapa dari Yerusalem ke Irian? Ada apa dengan Irian? Saya semakin semangat membaca buku tersebut. Dari buku itulah saya memutuskan untuk melayani di Papua. Karena menurut buku tersebut, dan saya yakin, Papua adalah ujung bumi. Kalau sudah tahu ujung bumi itu Papua, kenapa saya harus berkeliling ke daerah lain,” ungkap Daniel antusias.

Sejak menemukan kebenaran tersebut, Daniel memutuskan untuk pergi ke Irian Jaya yang belakangan lebih dikenal dengan sebutan Papua. Pada waktu itu, pulau yang bentuknya seperti kepala burung ini masih sangat primitif. “Tahun 1990 saya ke Wamena untuk mencari data dan survei tempat. Saya langsung jatuh hati dengan pulau tersebut. Papua itu pulau yang besar dan belum tertata dengan baik. Sumber daya alam mereka banyak yang berlum digali karena sumber daya manusianya juga belum dibangun. Melihat keadaan Papua saya semakin yakin bahwa inilah ujung bumi,” terang.

Menabur dengan tulus
Setelah mendapat data yang cukup, Daniel kembali ke Surabaya. Ia mematangkan rencananya dan menyusun strategi yang cocok untuk daerah tersebut. Selain itu, ia berdoa dan berusaha mengumpulkan apa yang dimilikinya untuk dijadikan modal pelayanan. Satu tahun berikutnya Daniel kembali ke Papua dengan membawa benih-benih pelayanan. Dengan strategi pendekatan dengan warga setempat lewat pelayanan diakonia, ia berhasil berbaur dengan mereka.

Daniel mulai mengenalkan kepada mereka membaca dan menulis. Disamping berkotbah, ia juga memberi penyuluhan bagaimana menggali kekayaan alam yang terpendam di daerah tersebut. Dalam waktu singkat, Daniel menjadi sahabat orang-orang Papua khususnya di Nabire. Tahun 1995, ia mendirikan sekolah taman kanak-kanak sekaligus asrama bagi mereka. Rencana ini sempat tersendat lantaran banyak orang tua yang tidak merelakan anaknya tinggal di asrama. Syukurnya, Daniel bisa mengatasi masalah tersebut. Malahan, dari tahun ke tahun, jumlah anak didik mereka bertambah. Bukan saja TK, sekolah jenjang tinggi pun dibangunnya.

Dari satu desa, pelayanannya makin merambah ke desa lain. Dalam waktu singkat, beberapa sekolahan sudah berdiri di sana. Herannya, meski sekolah dibangun di daerah yang minus dan terbelakang, mereka memiliki guru-guru yang berkompeten. Ini bukti, ternyata, Daniel berhasil membagikan visi misinya kepada banyak orang untuk membangun Papua. Harapan Daniel adalah agar putra daerah bisa membangun dan mengelola kekayaan tanah kelahiran mereka yang sudah sekian lama tercuri oleh pihak luar.

Kini Daniel yang didukung oleh tim yang tergabung di Pesat, rindu membangun perguruan tinggi yang juga berasrama. Menurutnya akan lebih efisien jika mereka sekolah sekaligus dibangun karakternya. Ia juga rindu membangun House of Healing. Rumah kesembuhan yang bukan saja ditangani secara medis melainkan juga secara rohani. Saat ditanya apakah ia ingin membangun gereja, dengan tegas hamba Tuhan yang lebih suka melayani lewat kegiatan sosial ini menjawab, “Tidak. Saya tidak terpanggil untuk membangun gereja. Sudah terlalu banyak gedung gereja tetapi pelayanan kasih masih kurang,” jelasnya.

Menurut bapak yang hingga saat ini belum dikarunia keturunan namun tetap bersukacita, melayani bukan saja hanya di dalam gereja. “Ada yang dipanggil untuk melayani di dalam gereja, tetapi saya tidak. Tuhan lebih menginginkan saya melayani secar universal. Masih banyak orang yang harus dijangkau melalui pelayanan kasih yang berwujud, bukan sekedar berdoa. Pelayanan yang mendunia, maksudnya yang bisa dirasakan oleh orang-orang dunia. Salah satunya aksi sosial terjadinya bencana alam,” papar Ko Dan.

Selain Papua yang diyakini Daniel akan mengalami masa kejayaan, masih ada beberapa daerah yang telah dijadikan base camp pelayanan bersama timnya. Seperti; Kalimantan Timur dan Barat juga Sulawesi Tengah

This post taken from here 

Saturday, March 17, 2012

"This too, will Pass"

"This too, will Pass..."

Seorang raja meminta tukang emasnya yang sudah tua renta untuk menuliskan sesuatu di dalam cincinnya.

Raja berpesan "Tuliskan sesuatu yang bisa kamu simpulkan dari seluruh pengalaman dan perjalanan hidupmu, supaya itupun bisa menjadi pelajaran untuk hidup saya"

Berbulan-bulan si tukang emas yang tua itu membuat cincinnya, tetapi lebih sulit menuliskan apa yang penting di cincin emas yang kecil itu.

Akhirnya setelah berdoa dan berpuasa, si tukang emas itupun menyerahkan cincinnya pada sang Raja

Dan dengan tersenyum, sang Raja membaca tulisan kecil di cincin itu, bunyinya "THIS TOO, WILL PASS"
(DAN YANG INIPUN AKAN BERLALU)

Awalnya sang Raja tidak terlalu paham dengan apa yang tertulis disana.

Tapi, suatu ketika, tatkala menghadapi persoalan yang pelik, akhirnya ia membaca tulisan di cincin itu dan ia pun menjadi lebih tenang, "Dan inipun akan berlalu..."

Dan tatkala ia sedang bersenang-senang, ia pun tak sengaja membaca tulisan di cincin itu, lantas ia menjadi rendah hati kembali.

Betul!

Ketika kita sedang punya masalah besar ataupun sedang dalam kondisi terlalu gembira, ingatlah kalimat itu, "Dan inipun akan berlalu.."

Kalimat ini, kalau direnungkan dengan bijak akan mengantarkan diri kita pada keseimbangan hidup.

Tidak ada satupun yang langgeng.

Jadi ketika kita punya masalah, tidaklah perlu terlalu bersedih.

Tapi tatkala kita sedang senang, nikmatilah selagi kita bisa senang.

Ingatlah...

Apapun yang kita hadapi saat ini, semuanya akan berlalu...

GKP Youth Tasikmalaya Periode 2010 - 2012

Thanks God, masa jabatan Kepengurusan GKP Youth Tasikmalaya Periode 2010 - 2012 selesai di bulan Maret 2012 ini, dan akan digantikan dengan Kepengurusan baru dengan masa jabatan dua tahun mendatang. Banyak hal yang telah kami lewati bersama dalam melakukan program kerja dan itu tidak lepas dari dukungan serta doa Bpk Pendeta kami, Majelis beserta Jemaat GKP Tasikmalaya, kami menyadari masih banyak kekurangan dalam pelaksanaannya, tapi besar harapan kami, dengan evaluasi, respon positif dalam kritik dan saran, akan membentuk pelayanan di GKP Youth Tasikmalaya semakin baik lagi, Tuhan Yesus senantiasa memberkati pelayanan kita semua, Amin.


Monday, March 12, 2012

you are my favorite...

To : @mrtetelepta

your voice is my favorite sound, and your name is my favorite noun, even when you are texting me is my favorite sense...everything about you is my favorite...




When i'm old...

Its been very busy last week, aku gak sempet ketemu @mrtetelepta dua minggu karena dia ada meeting di Bandung dan weekendnya dia harus terbang ke Surabaya untuk survey tempat resepsi pernikahan kami, I miss him a lot, and i've got my period, PMS (premenstrual syndrome) makes me worrying too much, think too much, and many more, meski @mrtetelepta gak pernah percaya itu, karena kita mau sedih, senang, khawatir berlebihan, bisa dikontrol dengan pikiran, so dont blame a PMS, kalau gak ada penelitian tentang PMS mungkin hal ini gak jadi alasan kenapa perempuan tiba-tiba mengalami perubahan emosi, dan cenderung lebih sensitif, untuk keterangan lebih lanjut tentang PMS bisa dibaca disini. Tapi dengan penelitian atau tanpa penelitian, perubahan hormonal itu pasti terasa oleh setiap perempuan, termasuk saya, yang bisa mendadak galau berlebihan,  pas lagi galau-galaunya kayak gitu, i found this e-mail in my inbox, dengan subject 
"When i'm old..."


@mrtetelepta edited this photo on iphone, yang membuat wajahnya menjadi tua, dan dibawah foto itu, ada kutipan ini :

Will you love me when I'm old and feeble?
Will you love me when I'm old and gray?
When this heart of mine grows tired and weary,
Will you love me as you do today?
When our children all grow up and leave us,
And have sweet families of their own,
Will you still be happy with me, Darlin'?
Will you still be happy in our home?
Will you love me when I'm old and feeble?
Will you love me when I'm old and gray?
When this heart of mine grows tired and weary,
Will you love me as you do today?
When the chains of life begin to lower,
And fate descends upon our home,
With graying hair and hands that tremble,
Will all your love be mine alone?
Will you love me when I'm old and feeble?
Will you love me when I'm old and gray?
When this heart of mine grows tired and weary,
Will you love me as you do today?
Smiley Bates [1937-1997]
 
hihihi aku tersenyum dan terharu donk, galaunya hilang seketika, this is sweet email from him, really touching my heart, @mrtetelepta bisa romantis juga ya, so i reply him, Yes I do, I will love u when you are going old and feeble, when ur hair going gray, never tired and weary to love you, yesterday, now, and a years to come i will be happy with you honey.



Thursday, March 8, 2012

Minggu yang cerah di pantai Pamayangsari Tasikmalaya

Foto-foto di postingan ini diambil ketika berkunjung ke Pantai Pamayangsari salah satu Obyek wisata bahari yang ada di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, lokasinya sekitar 7 km dari pantai Cipatujah.
Pantai Pamayangsari ini merupakan pelabuhan nelayan. Jadi kita bisa mendapatkan harga ikan yang relatif murah disini, atau sekalian menikmati sajian ikan bakarnya langsung di rumah makan sembari menikmati panorama pantai. Bisa menjadi alternatif menghabiskan weekend bersama teman-teman atau keluarga terdekat.



Monday, March 5, 2012

Strategi Harga Tiket Penerbangan Murah Ala Air Asia


Berlibur dengan menggunakan pesawat, siapa takut? Bagi sebagian orang, berlibur dengan menggunakan pesawat selalu diindentikkan dengan liburan yang ber-budget mahal, tak heran dahulu transportasi jenis ini kurang populer dan membumi di Indonesia. Namun nyatanya kini ada sebuah maskapai penerbangan yang menawarkan harga tiket penerbangan yang harganya tidak sampai seratus ribu rupiah. Berlibur dengan menggunakan pesawat kini tidak hanya bisa dilakukan dan dirasakan oleh orang berduit saja namun juga dapat dirasakan oleh orang yang berbudget minim atau pas-pasan dalam berlibur


Mengusung tagline “Now Everyone Can Fly” membuat maskapai penerbangan ini tidak asing lagi di telinga dan di mata khalayak. Ditambah lagi dengan banyaknya media promosi yang digunakan maskapai penerbangan ini dalam menawarkan promo yang sedang mereka tawarkan. Tagline dari Air Asia semakin nyata ketika dalam sebuah promo maskapai penerbangan ini menawarkan harga tiket penerbangan yang tidak tanggung-tanggung murahnya. Kita sering melihat iklan di televisi atau media lain baik di media cetak maupun media baru seperti internet yang memuat penawaran harga yang ditawarkan Air Asia yang sangat murah. Contonya, harga tiket penerbangan dari Medan ke Jakarta  hanya Rp. 50.000,- pulang pergi, atau juga ada penawaran dari Medan ke Penang dengan harga Rp. 45.000,- sekali jalan. Contoh promo tersebut memang sering kita lihat dan tak heran maskapai penerbangan ini kini dilirik banyak orang khususnya mahasiswa yang ingin berlibur ala backpacker yang tentunya memiliki budget liburan yang minim.


Sekilas mengenai Air Asia, pada awalnya maskapai penerbangan ini dimiliki oleh Pemerintah Malaysia dibawah nama DRB-HICOM. Namun karena manajemen dan kegiatan operasional yang tidak efisien maka maskapai tersebut mengalami kerugian yang sangat besar, sehingga mengalami kebangkrutan. Keinginan Pemerintah Malaysia untuk menutup kegiatan operasional Air Asia, disambut oleh seorang eksekutif ternama dari perusahaan Time Warner, yaitu Datuk Tony Fernandes, melihat hal tersebut ia jadikan suatu peluang untuk menghidupkan dan memperbaiki kembali manajemen Air Asia. Lalu dia membeli saham Air Asia dari Pemerintah Malaysia pada 2 Desember 2001. Sesuai namanya, saham maskapai ini tidak hanya dimiliki oleh Malaysia saja, namun dimiliki juga oleh Singapura, Thailan, dan Indonesia. Untuk di Indonesia, maskapai penerbangan ini berafiliasi dengan maskapai penerbangan AWAIR (Air Wagon International) adalah sebuah maskapai penerbangan berbiaya rendah yang berbasis di Indonesia. Seiring perjalanannya AWAIR pun berganti nama menjadi PT Indonesia Air Asia.

Baragamnya perusahaan penerbangan di Asia, khususnya di Indonesia, membuat maskapai Air Asia ini harus melihat pangsa pasar atau market share mereka. Sebelumnya apa itu market share? Pangsa pasar (market share) dapat diartikan sebagai bagian pasar yang dikuasai oleh suatu perusahaan, atau prosentasi penjualan suatu perusahaan terhadap total penjualan para pesaing terbesarnya pada waktu dan tempat tertentu (William J.S, 1984).  Terkait dengan market share, melihat contoh Air Asia ini kita juga harus melihat besarnya pangsa pasar atau market share, menurut Charles W. Lamb, besarnya pangsa pasar setiap saat akan berubah sesuai dengan perubahan selera konsumen, atau berpindahnya minat konsumen dari suatu produk ke produk yang lain. Jika dihubungkan dengan selera konsumen terdapat empat karakteristik yang mempengaruhi pengguna dalam melakukan pembelian yaitu faktor budaya (budaya, sub budaya, dan kelas sosial), faktor sosial (kelompok keluarga, peran, dan status), faktor pribadi (umur, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, dan kepribadian), dan faktor psikologis (pengetahuan, motivasi, keyakinan, dan sikap). Proses keputusan membeli seorang pengguna melewati lima tahap yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli, dan tingkah laku pasca pembelian (Kotler, 1993).    
                                                       
Dilihat dari segi harga (price) memang maskapai penerbangan Air Asia sampai saat ini belum memiliki pesaing dalam hal penawaran harga tiket yang murah. Sebelum membahas lebih lanjut, perlu kita mengetahui apa yang disebut harga atau price, harga (price) adalah sejumlah uang yang dibayar konsumen untuk mendapatkan produk atau mengganti hak milik produk. Menurut  Philip Kotler, harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Air Asia, jika dilihat dari segi strategi penentuan harganya sebagai produk baru, Air Asia telah melakukan penetration price yang cukup baik dan menarik perhatian dimana strategi harga penetrasi menentukan harga awal yang rendah serendah-rendahnya atau murah dengan tujuan untuk penetrasi pasar dengan cepat dan juga membangun loyalitas merek dari pada konsumen. Dilihat dari segi strategi penentuan harga yang mempengaruhi psikologis konsumen, Air Asia telah melakukan leader pricing dimana strategi harga yang ditetapkan lebih rendah daripada harga pasar/harga normal untuk meningkatkan omset penjualan/pembeli. Selain itu untuk menjaga konsumennya Air Asia juga menerapkan strategi harga diskon pada penjualannya yaitu dengan memberikan potongan harga dari harga yang sudah ditetapkan demi meningkatkan penjualan suatu produk barang atau jasa. Diskon dapat diberikan pada umum dalam bentuk diskon kuantitas, diskon pembayaran tunai / cash, trade discount.

 Tujuan strategi penetapan harga yang dilakukan Air Asia selain untuk memperoleh keuntungan juga untuk mendapatkan atau merebut pangsa pasar (market share). Untuk dapat menarik perhatian para konsumen yang menjadi target market / target pasar maka Air Asia menetapkan harga yang serendah mungkin. Dengan menurunkan harga, maka akan memicu peningkatan permintaan yang juga datang dari market share pesaing / kompetitor. Selain itu, tujuan strategi penetapan harga juga bertuan untuk menjaga status quo pangsa pasar, apabila persaingan di dalam industri bisnis yang sama sudah cukup banyak dan kuat-kuat maka salah satu tehnik yang dapat dipakai untuk menjaga pangsa pasar konsumen adalah dengan penyesuaian harga menjadi lebih murah. Dengan adanya penurunan harga yang lebih murah dari pesaing akan membuat konsumen tetap setia dengan produk yang kita jual.

Dari uraian strategi Air Asia dalam menciptakan pasarnya di Asia khususnya di Indonesia, Air Asia dengan sangat cermat melakukan penetrasi harga yang sangat murah dan berbeda dengan maskapai penerbangan lainnya, belum lagi dengan promo-promo yang mereka tawarkan. Stigma bahwa berlibur dengan menggunakan pesawat itu mahal pun sirna ketika penawaran yang ditawarkan Air Asia mendapatkan sambutan yang positif dan antusiasme yang tinggi dari target audience yang melihat iklan maupun merasakan dampak promosi yang gencar dilakukan oleh Air Asia. Berlibur pun kini dipandang sudah menjadi suatu keharusan bagi sebagian orang setelah melihat murahnya harga tiket penerbangan yang ditawarkan Air Asia. Di masa mendatang bukan tak mungkin maskapai penerbangan ini akan tumbuh dan berkembang pesat. Dapat saya gambarkan apa yang dilakukan Air Asia kini akan berdampak cukup besar kedepannya. Air Asia kini memiliki pelanggan setia yang kebanyakan kalangan muda, untuk saat ini dampak tersebut memang kurang signifikan, namun dimasa mendatang kebiasaan berlibur dengan menggunakan Air Asia akan terpatri dalam pikiran penggunanya. Dengan tiket promo yang murah yang ditawarkan Air Asia, berlibur dapat menjadi suatu kebiasaan dan hal tersebut dapat menguntungkan Air Asia yang sejak awalnya memiliki image berlibur murah dengan tagline “Now Everyone Can Fly”. Air Asia dapat secara perlahan menambah dan meluaskan pangsa pasarnya, namun dengan perlahan menaikkan harga tiketnya sedikit demi sedikit mungkin tidak akan disadari dan berpengaruh bagi pengguna Air Asia karena aspek psikologis penggunanya telah terserang oleh image yang telah dibangun Air Asia sejak awalnya. 

Referensi :

Strategi dibalik Kesuksesan Promosi Magnum


Masih ingatkah anda dengan fenomena naiknya penjualan Magnum secara drastis di penghujung tahun 2010 lalu? Lama tidak terdengar, produk es krim besutan Wall’s itu mendadak menggebrak pasar dalam kurun waktu yang terbilang cukup singkat. Strategi promosi seperti apa yang dilancarkan Wall’s sehingga mendulang kesuksesan seperti itu?
Artikel ini mencoba mengulas strategi promosi dibalik kesuksesan tersebut.


Promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya. Promosi memiliki beberapa tujuan , yakni untuk menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial, mendapatkan kenaikan penjualan dan profit, mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan, menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar, membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing, serta membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan. 
Salah satu konsep terkait Promosi adalah Bauran Promosi (Promotional Mix). Bauran Promosi merupakan gabugan dari berbagai jenis promosi yang ada untuk suatu produk yang sama agar hasil dari kegiatan promo yang dilakukan dapat memberikan hasil yang maksimal. Sebelum melakukan promosi sebaiknya dilakukan perencanaan matang yang mencakup Bauran Promosi yang terdiri dari : iklan (iklan koran, majalah, radio, katalog, poster), publisitas positif maksimal dari pihak-pihak luar, promosi dari mulut ke mulut (word of mouth) dengan memaksimalkan hal-hal positif, promosi penjualan dengan mengikuti pameran, membagikan sampel, public relations yang mengupayakan produk diterima masyarakat, serta personal selling atau penjualan personal  yang dilakukan tatap muka langsung.


Sejauh ini, kita sudah cukup membahas mengenai definisi promosi dan konsep- konsep yang terkandung di dalamnya. Sekarang mari beranjak ke studi kasus sesungguhnya : analisa promosi es krim Magnum.
Magnum pada awalnya hanyalah sebuah varian produk dari Wall’s yang ditujukan bagi segmen pasar usia dewasa dan kalangan menengah, mengingat harganya yang lebih mahal dibanding es krim pada umumnya. Saya ingat betul, sewaktu saya masih duduk di bangku SD kakak sepupu saya selalu mengajak membeli es krim. Saya selalu disuruh memilih mau Magnum atau Paddle Pop, dan saya memilih Paddle Pop, sementara beliau selalu setia dengan pilihannya, Magnum. Tidak ada yang special dari Magnum kala itu. Wall’s juga sepertinya tidak melakukan inovasi dalam hal rasa dan penampilan Magnum. Produk ini bisa dibilang ‘terabaikan’, hingga kemunculannya kembali di penghujung tahun 2010 . Mendadak, iklan Magnum dengan pencitraan ‘sensasi makan es krim bak putri raja’ dan ‘made of Belgium chocolate’ dengan sukses menyita perhatian publik di televisi. Saya pribadi menganggap tidak ada yang special dari iklan tersebut, kecuali kekaguman saya akan totalitas properti (baju kerajaan, balkon istana) , pemilihan lokasi syuting, hingga jumlah cast yang kolosal dalam iklan itu . 


Meskipun demikian, anggapan saya bahwa iklan itu ‘biasa-biasa’ saja ternyata salah. Terbukti, salah seorang teman berujar pada saya “ udah lihat iklan Magnum? Bikin ngiler banget deh. Jadi pingin beli nih.” Padahal teman saya itu mahasiswa ilmu komunikasi yang seharusnya berpikir kritis terhadap media, khususnya iklan. Hebat sekali ya, Magnum ini.. pikir saya ketika itu. Magnum juga sekaligus melakukan segmentasi pasar yang lebih luas melalui iklan yang ‘menggugah’ itu. Adik sepupu saya, umur enam tahun bahkan ikut merengek setiap kali melihat iklan Magnum di televisi, minta dibelikan. Dari sini bisa disimpulkan bahwa Magnum berhasil memperluas segmen pasarnya: tidak hanya terbatas pada kalangan dewasa lagi , tetapi sudah merambah pasar anak-anak dan remaja. 

Jadi, sebenarnya apa promosi yang dilakukan Wall’s untuk memasarkan Magnum ?  berdasarkan pengamatan, saya menemukan bahwa Wall’s menggunakan beragam jenis media , mulai dari Word of Mouth (WOM) atau promosi yang dilakukan dari mulut ke mulut, media konvensional seperti Televisi, juga media baru berupa jejaring sosial Twitter. Saya akan mengkaji bagaimana Wall’s melakukan promosi melalui media – media tersebut. 

Pada bulan November 2010 Magnum mengadakan sebuah event di Senayan City dimana para twitter user yang menggunakan Magnum ribbon di avatar mereka, akan mendapatkan sebuah eskrim Magnum gratis. Promosi ini diawali dengan pemberitahuan di twitter resmi Magnum Indonesia yaitu @MyMagnumID. Dari twitter tersebutlah, semua orang berlomba – lomba menggunakan Magnum ribbon di avatar mereka, juga menggunakan hashtag tertentu untuk berpartisipasi dalam kuis yang diselenggarakan oleh account resmi Magnum Indonesia tersebut. Jadilah seharian itu Senayan City dipenuhi antrian masyarakat yang penasaran dengan Magnum, apalagi event tersebut dihadiri sejumlah artis dan sosialita, sehingga menciptakan product image Magnum sebagai es krim premium yang berkualitas namun terjangkau dan massal. 


Selanjutnya, Anda tentu masih ingat dengan fenomena ‘menghilangnya’ Magnum dari peredaran justru ketika promosinya sedang naik daun? Ternyata hal tersebut diakui PT Unilever sebagai strategi Word of Mouth (WOM) mereka. WOM secara harfiah berarti ‘mulut ke mulut ’. Maksudnya, promosi sebuah produk bukan hanya dilaksanakan oleh perusahaan, tetapi juga dibantu oleh rekomendasi dari konsumennya sendiri kepada konsumen lain. Diharapkan, masyarakat yang telah berkesempatan mencicipi akan merekomendasikan rasanya kepada orang orang terdekat, baik melalui media (twitter , facebook, atau jejaring sosial lainnya) maupun via tatap muka secara langung. Selama beberapa waktu Magnum memang menjadi sulit ditemukan di mana-mana. Bahkan sampai ada teman saya yang membeli stok Magnum selusin sekaligus untuk kemudian ia jual lagi mengingat tingginya animo masyarakat terhadap es krim ini. Justru karena langkanya Magnum ini, masyarakat dibuat semakin penasaran dan tertarik untuk membeli karena meyakini bahwa kelangkaan tersebut disebabkan oleh tingginya permintaan. 

Word of Mouth dan Jejaring sosial merupakan media baru yang efektif dalam mempromosikan produk. Minim biaya tetapi berpengaruh besar (low budget, high impact). Mengapa demikian? Dahulu ketika metode promosi masih bersifat one to many (perusahaan yang selalu mempromosikan kepada publik), jumlah investasi yang ditanamkan tidaklah sedikit, sehingga biaya promosi seringkali lebih besar dibandingkan hasil penjualan. Namun kini setelah diciptakan media jejaring sosial seperti Twitter dan Facebook, promosi berkembang sifatnya menjadi many-to-many, artinya masyarakat lah yang melakukan kegiatan promosi. 

Untuk mendukung gagasan bahwa media baru berperan penting dalam efektivitas kegiatan promosi, saya menambahkan beberapa pernyataan Sumardy, seorang pengamat pemasaran dari Octobrand. Menurutnya, es krim merupakan produk yang tergolong impulse buying product sehingga kegiatan pemasaran dan promosi akan dengan mudah memengaruhi sifat impulsif konsumen untuk membeli es krim. “Promosi yang dilakukan tentunya akan memberikan efek jangka pendek yang impulsif,” ujarnya. Selain itu, Sumardy menambahkan, integrasi dengan media sosial atau digital yang bisa diakses lewat ponsel tentunya juga akan membantu sifat impulsif tersebut karena konsumen di perkotaan membawa ponsel ke mana-mana. “Mungkin membaca status Twitter dan sebagainya sehingga impulse buying-nya lebih terpengaruh.” Namun menurutnya, tantangan terbesar adalah bagaimana mengubah impulse buying ini menjadi repeat buying, apakah harus tergantung pada promosi sesaat lagi atau memang konsumen bisa terpengaruh oleh rasa atau kualitas produknya.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa Wall’s dan Unilever selaku perusahaan pemegang brand Magnum melakukan strategi promosi yang inovatif serta mampu mengikuti perkembangan teknologi. Promosi yang sifatnya horizontal, bukan lagi vertikal, berhasil membuktikan bahwa untuk memenangkan persaingan komunikasi promosi  bukan lagi dengan menggunakan budget yang besar, tetapi sekarang bagaimana produsen dapat merebut hati konsumen dan membangun kepercayaan mereka tehadap produk tersebut. Semoga promosi yang baik ini diiringi juga dengan kualitas produk sehingga angka penjualannya tetap stabil. Semoga! 

REFERENSI :
1.       www.swa.co.id                       : “ Magnum, Magnitude Baru Es krim Walls ”
2.      www.Expassy.org                    : “Promotion vs Conversation
3.      www.organisasi.org                : definisi, pengertian promotional mix / bauran promosi
4.      mediashock.blogdetik.com     :  twitter-sebagai-alat-promosi

Saturday, March 3, 2012

Converse, Si Kanvas Yang Tak Lekang Oleh Waktu


Salah satu kebutuhan primer manusia adalah pakaian atau pangan. Definisi atas pakaian ini pun melebar menjadi segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk melindungi tubuhnya, termasuk di dalamnya alas kaki. Lalu alas kaki ini pun beragam jenisnya, ada sepatu, sendal, selop, dan lain sebagainya. Tidak hanya berfungsi sebagai pelindung kaki, kini sepatu telah menjadi perhatian para fashion designer. Sepatu dianggap penting dalam dunia fashion.


            Model sepatu berubah-ubah mengikuti perkembangan dunia mode. Masyarakat dunia sekarang tidak hanya mencari sepatu yang nyaman dipakai, namun juga melihat dari segi model. Namun, ada satu jenis sepatu yang tidak pernah berubah modelnya dari masa ke masa namun tetap memiliki daya tarik bagi masyarakat. Sepatu itu berbahan karet dan kanvas, dengan tali yang sederhana. 


          Salah satu brand yang memiliki spesialisasi dalam pembuatan sepatu yang terbuat dari kanvas ini adalah Converse. Walaupun Converse juga memproduksi sepatu dengan jenis lain, termasuk sepatu basket di dalamnya, namun kebanyakan orang merasa bahwa Converse selalu identik dengan sepatu kanvas-nya. Converse adalah merek dagang perusahaan sepatu asal Amerika yang pertama kali memulai produksinya pada 1908. Kini Converse tercatat sebagai salah satu ikon merek dagang paling legendaris di dunia.

Sebagai brand ternama, tentulah Converse memiliki saingan sebagai sesama penghasil sepatu, seperti merk Nike, Adidas, Puma, dan lain sebagainya. Menghadapi saingannya ini, Converse mencoba untuk konsisten dalam memproduksi sepatu kanvas, namun dengan corak dan ornament yang lebih kreatif. Dan tanpa menutup kemungkinan pembuatan sepatu dengan bahan selain kanvas.

            Menurut data dari Tempo-interaktif, Converse memiliki penjualan tertinggi di dalam situs jejaring social. Produsen sepatu Converse dinilai sebagai brand yang paling ternama, dilihat dari posisi Converse yang masuk ke dalam posisi teratas popularitas merek sepatu dunia. Kemenangan itu terlihat dari jumlah penggemar produsen sepatu dalam jejaring sosial  facebook. Penggemar sepatu Converse kini telah mencapai angka 15juta orang. Sedangkan Nike dan Adidas memiliki penggemar masing-masing hanya seperempat dan seperdelapan dari penggemar Converse.

            Sekarang mulai banyak brand-brand sepatu lainnya yang juga memproduksi sepatu-sepatu kanvas, seperti Kappa, Ellese, dan Air Walk. Untuk menghadapi pesaing yang sama-sama memproduksi sepatu kanvas, Converse selalu bereksperimen dengan corak, ornament, dan warna sepatunya. Dapat dilihat di toko-toko sepatu bahwa Converse menyediakan berbagai macam corak. Ada  sepatu dengan warna yang polos atau satu warna, bercorak army, ataupun dengan corak urban street. Hal itu dilakukan agar sepatu kanvas buatan Converse tidak dirasa monoton, dan dapat mengalahkan pesaing-pesaingnya.

            Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan masyarakat . Produk dapat berupa barang berwujud, jasa, acara, tempat, organisasi, ide atau pun kombinasi antara hal-hal yang baru saja disebutkan. Orang akan memenuhi keinginan dan kebutuhannya melalui produk.

            Berdasarkan fungsinya produk dibedakan menjadi tiga level. Level pertama adalah core product yaitu suatu produk yang fungsinya merupakan alasan dasar konsumen untuk membelinya.  Jadi core product dari sepatu Converse adalah fungsi dasar sepatu  yaitu sebagai alas kaki yang berfungsi untuk melindungi kaki. Lalu level kedua, Actual product adalah fitur-fitur yang ada pada produk untuk menambah nilainya. Dalam kasus sepatu converse ini, desain yang menarik, merk yang sudah ternama, dan kemasan yang menarik memberikan nilai tambah bagi sepatu itu sendiri. Lalu yang terakhir adalah Augmented product, yaitu tambahan manfaat-manfaat yang tidak terpikirkan oleh konsumen tapi akan memberi kepuasan bagi mereka, contohnya adalah daya tahan. Sepatu Converse dipercaya oleh penggunanya sebagai sepatu yang tahan lama.

            Sepatu kanvas Converse selalu menarik perhatian masyarakat karena sepatu ini dianggap netral, yang artinya dapat dipakai baik oleh wanita maupun pria dan dapat dipakai pula oleh kalangan dari berbagai usia.  Sepatu ini juga nyaman dipakai dan dapat dipadu padankan dengan gaya busana apa pun, bisa dipakai dengan busana kasual maupun formal. Dengan fleksibilitas yang dimiliki oleh sepatu ini, tidak heran sepatu kanvas Converse memiliki jutaan penggemar di seluruh dunia.

            Tidak hanya itu, produk Converse dikenal memiliki daya tahan yang tinggi. Sepatu ini mempunyai kualitas yang sepadan dengan harganya. Oleh karena itu pengguna sepatu ini tidak segan-segan merogoh kocek yang cukup dalam untuk dapat membeli sepatu ini. Model sepatu kanvas buatan Converse ini pun abadi, tidak pernah ketinggalan zaman. Berbeda dengan model sepatu lainnya yang terus berubah seiring dengan perkembangan zaman.

converse dengan gaya casual

converse dengan gaya formal
       Jadi, walaupun perusahaan Converse tidak pernah melakukan perubahan besar terhadap bentuk sepatu kanvasnya, namun sepatu ini tidak pernah ditinggalkan penggemarnya. Hal ini disebabkan karena produk Converse menjanjikan kualitas dan  model yang tidak akan termakan oleh waktu. Produk sepatu Converse ini membuktikan bahwa dengan kekonsistenan model sepatu tidak membuat masyarakat bosan, malah membuat produk ini melekat di pikiran masyarakat. Saking melekatnya produk ini timbullah suatu stereotip bahwa sepatu kanvas adalah sepatu Converse.

DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip, Marketing Management (11 ed.), (New Jersey: Pearson Education, 2003)

 

http://id.shvoong.com/business-management/marketing/1911804-definisi-produk/#ixzz1MRWuMVI