Monday, March 5, 2012

Strategi dibalik Kesuksesan Promosi Magnum


Masih ingatkah anda dengan fenomena naiknya penjualan Magnum secara drastis di penghujung tahun 2010 lalu? Lama tidak terdengar, produk es krim besutan Wall’s itu mendadak menggebrak pasar dalam kurun waktu yang terbilang cukup singkat. Strategi promosi seperti apa yang dilancarkan Wall’s sehingga mendulang kesuksesan seperti itu?
Artikel ini mencoba mengulas strategi promosi dibalik kesuksesan tersebut.


Promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya. Promosi memiliki beberapa tujuan , yakni untuk menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial, mendapatkan kenaikan penjualan dan profit, mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan, menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar, membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing, serta membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan. 
Salah satu konsep terkait Promosi adalah Bauran Promosi (Promotional Mix). Bauran Promosi merupakan gabugan dari berbagai jenis promosi yang ada untuk suatu produk yang sama agar hasil dari kegiatan promo yang dilakukan dapat memberikan hasil yang maksimal. Sebelum melakukan promosi sebaiknya dilakukan perencanaan matang yang mencakup Bauran Promosi yang terdiri dari : iklan (iklan koran, majalah, radio, katalog, poster), publisitas positif maksimal dari pihak-pihak luar, promosi dari mulut ke mulut (word of mouth) dengan memaksimalkan hal-hal positif, promosi penjualan dengan mengikuti pameran, membagikan sampel, public relations yang mengupayakan produk diterima masyarakat, serta personal selling atau penjualan personal  yang dilakukan tatap muka langsung.


Sejauh ini, kita sudah cukup membahas mengenai definisi promosi dan konsep- konsep yang terkandung di dalamnya. Sekarang mari beranjak ke studi kasus sesungguhnya : analisa promosi es krim Magnum.
Magnum pada awalnya hanyalah sebuah varian produk dari Wall’s yang ditujukan bagi segmen pasar usia dewasa dan kalangan menengah, mengingat harganya yang lebih mahal dibanding es krim pada umumnya. Saya ingat betul, sewaktu saya masih duduk di bangku SD kakak sepupu saya selalu mengajak membeli es krim. Saya selalu disuruh memilih mau Magnum atau Paddle Pop, dan saya memilih Paddle Pop, sementara beliau selalu setia dengan pilihannya, Magnum. Tidak ada yang special dari Magnum kala itu. Wall’s juga sepertinya tidak melakukan inovasi dalam hal rasa dan penampilan Magnum. Produk ini bisa dibilang ‘terabaikan’, hingga kemunculannya kembali di penghujung tahun 2010 . Mendadak, iklan Magnum dengan pencitraan ‘sensasi makan es krim bak putri raja’ dan ‘made of Belgium chocolate’ dengan sukses menyita perhatian publik di televisi. Saya pribadi menganggap tidak ada yang special dari iklan tersebut, kecuali kekaguman saya akan totalitas properti (baju kerajaan, balkon istana) , pemilihan lokasi syuting, hingga jumlah cast yang kolosal dalam iklan itu . 


Meskipun demikian, anggapan saya bahwa iklan itu ‘biasa-biasa’ saja ternyata salah. Terbukti, salah seorang teman berujar pada saya “ udah lihat iklan Magnum? Bikin ngiler banget deh. Jadi pingin beli nih.” Padahal teman saya itu mahasiswa ilmu komunikasi yang seharusnya berpikir kritis terhadap media, khususnya iklan. Hebat sekali ya, Magnum ini.. pikir saya ketika itu. Magnum juga sekaligus melakukan segmentasi pasar yang lebih luas melalui iklan yang ‘menggugah’ itu. Adik sepupu saya, umur enam tahun bahkan ikut merengek setiap kali melihat iklan Magnum di televisi, minta dibelikan. Dari sini bisa disimpulkan bahwa Magnum berhasil memperluas segmen pasarnya: tidak hanya terbatas pada kalangan dewasa lagi , tetapi sudah merambah pasar anak-anak dan remaja. 

Jadi, sebenarnya apa promosi yang dilakukan Wall’s untuk memasarkan Magnum ?  berdasarkan pengamatan, saya menemukan bahwa Wall’s menggunakan beragam jenis media , mulai dari Word of Mouth (WOM) atau promosi yang dilakukan dari mulut ke mulut, media konvensional seperti Televisi, juga media baru berupa jejaring sosial Twitter. Saya akan mengkaji bagaimana Wall’s melakukan promosi melalui media – media tersebut. 

Pada bulan November 2010 Magnum mengadakan sebuah event di Senayan City dimana para twitter user yang menggunakan Magnum ribbon di avatar mereka, akan mendapatkan sebuah eskrim Magnum gratis. Promosi ini diawali dengan pemberitahuan di twitter resmi Magnum Indonesia yaitu @MyMagnumID. Dari twitter tersebutlah, semua orang berlomba – lomba menggunakan Magnum ribbon di avatar mereka, juga menggunakan hashtag tertentu untuk berpartisipasi dalam kuis yang diselenggarakan oleh account resmi Magnum Indonesia tersebut. Jadilah seharian itu Senayan City dipenuhi antrian masyarakat yang penasaran dengan Magnum, apalagi event tersebut dihadiri sejumlah artis dan sosialita, sehingga menciptakan product image Magnum sebagai es krim premium yang berkualitas namun terjangkau dan massal. 


Selanjutnya, Anda tentu masih ingat dengan fenomena ‘menghilangnya’ Magnum dari peredaran justru ketika promosinya sedang naik daun? Ternyata hal tersebut diakui PT Unilever sebagai strategi Word of Mouth (WOM) mereka. WOM secara harfiah berarti ‘mulut ke mulut ’. Maksudnya, promosi sebuah produk bukan hanya dilaksanakan oleh perusahaan, tetapi juga dibantu oleh rekomendasi dari konsumennya sendiri kepada konsumen lain. Diharapkan, masyarakat yang telah berkesempatan mencicipi akan merekomendasikan rasanya kepada orang orang terdekat, baik melalui media (twitter , facebook, atau jejaring sosial lainnya) maupun via tatap muka secara langung. Selama beberapa waktu Magnum memang menjadi sulit ditemukan di mana-mana. Bahkan sampai ada teman saya yang membeli stok Magnum selusin sekaligus untuk kemudian ia jual lagi mengingat tingginya animo masyarakat terhadap es krim ini. Justru karena langkanya Magnum ini, masyarakat dibuat semakin penasaran dan tertarik untuk membeli karena meyakini bahwa kelangkaan tersebut disebabkan oleh tingginya permintaan. 

Word of Mouth dan Jejaring sosial merupakan media baru yang efektif dalam mempromosikan produk. Minim biaya tetapi berpengaruh besar (low budget, high impact). Mengapa demikian? Dahulu ketika metode promosi masih bersifat one to many (perusahaan yang selalu mempromosikan kepada publik), jumlah investasi yang ditanamkan tidaklah sedikit, sehingga biaya promosi seringkali lebih besar dibandingkan hasil penjualan. Namun kini setelah diciptakan media jejaring sosial seperti Twitter dan Facebook, promosi berkembang sifatnya menjadi many-to-many, artinya masyarakat lah yang melakukan kegiatan promosi. 

Untuk mendukung gagasan bahwa media baru berperan penting dalam efektivitas kegiatan promosi, saya menambahkan beberapa pernyataan Sumardy, seorang pengamat pemasaran dari Octobrand. Menurutnya, es krim merupakan produk yang tergolong impulse buying product sehingga kegiatan pemasaran dan promosi akan dengan mudah memengaruhi sifat impulsif konsumen untuk membeli es krim. “Promosi yang dilakukan tentunya akan memberikan efek jangka pendek yang impulsif,” ujarnya. Selain itu, Sumardy menambahkan, integrasi dengan media sosial atau digital yang bisa diakses lewat ponsel tentunya juga akan membantu sifat impulsif tersebut karena konsumen di perkotaan membawa ponsel ke mana-mana. “Mungkin membaca status Twitter dan sebagainya sehingga impulse buying-nya lebih terpengaruh.” Namun menurutnya, tantangan terbesar adalah bagaimana mengubah impulse buying ini menjadi repeat buying, apakah harus tergantung pada promosi sesaat lagi atau memang konsumen bisa terpengaruh oleh rasa atau kualitas produknya.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa Wall’s dan Unilever selaku perusahaan pemegang brand Magnum melakukan strategi promosi yang inovatif serta mampu mengikuti perkembangan teknologi. Promosi yang sifatnya horizontal, bukan lagi vertikal, berhasil membuktikan bahwa untuk memenangkan persaingan komunikasi promosi  bukan lagi dengan menggunakan budget yang besar, tetapi sekarang bagaimana produsen dapat merebut hati konsumen dan membangun kepercayaan mereka tehadap produk tersebut. Semoga promosi yang baik ini diiringi juga dengan kualitas produk sehingga angka penjualannya tetap stabil. Semoga! 

REFERENSI :
1.       www.swa.co.id                       : “ Magnum, Magnitude Baru Es krim Walls ”
2.      www.Expassy.org                    : “Promotion vs Conversation
3.      www.organisasi.org                : definisi, pengertian promotional mix / bauran promosi
4.      mediashock.blogdetik.com     :  twitter-sebagai-alat-promosi

No comments:

Post a Comment