Friday, March 2, 2012

Marketing Strategy Starbucks, When Pleasure is Everywhere....


Budaya minum kopi terutama di pagi hari sangatlah khas kita dengar setiap harinya. Tidak hanya di pagi hari di saat semua orang akan memulai harinya melainkan juga di saat istirahat siang ataupun bersantai sore banyak orang telah memilih kopi untuk menjadi teman menghabiskan waktu. Budaya yang awalnya berasal dari barat ini pun muncul sebagai salah satu kebutuhan yang tidak terlepaskan dalam kehidupan banyak orang terutama para pencinta kopi. 

 
Meningkatnya permintaan akan kopi, memancing munculnya berbagai brand dan kedai-kedai kopi di sekitar kita. Pengunjung kedai-kedai ini pun tidaklah sedikit, begitu pula dengan keuntungan yang didapat oleh produsen. Namun tidaklah semua pengunjung merupakan para penikmat kopi, melainkan hanya mencari suasana atau bahkan untuk menunjukan status sosial. Dapat ditarik kesimpulan bahwa budaya minum kopi itu sendiri telah berkembang tidak hanya sebagai pemuas kebutuhan para pencinta kopi saja melainkan pula muncul sebagai trend atau gaya hidup tersendiri. 


Starbucks merupakan kedai kopi yang sangat terkenal di dunia. Jumlah kedai Starbucks telai mencapai lebih dari sepuluh ribu gerai kedai kopi yang tersebar diseluruh dunia. Brand yang berasal dari Amerika ini tidak hanya menawarkan kualitas tinggi di setiap produknya melainkan pula mengedepankan kesenangan para pelanggan melaui service dan atmosfer tempat yang nyaman. Tidak hanya itu, Starbucks juga sangat menjaga kepuasan para pelanggannya. Banyak orang di dunia tidak terkecuali Indonesia telah menjadi penggemar setia brand yang sudah ada sejak tahun 1990 an ini dan tidak segan-segan untuk mengeluarkan uang demi segelas kopi nikmat dari Starbucks setiap harinya.  Oleh karenanya tidak heran kalau Starbucks telah menjadi yang terdepan dalam bidangnya.

Dalam industri ini, tentulah Starbucks mempunyai saingan dalam usahanya sebagai penyuguh minuman kopi, seperti yang sering kita dengar yaitu Coffe Bean, Dunkin Donnuts, Jco Donnuts dan masih banyak lagi. Menghadapi maraknya persaingan ini, Starbucks tetap berpegang teguh pada statemen yang dikutip dari situs resminya yaitu ”We’re committed to offering our customers the world’s best coffee and the finest coffee experience”, yang tidak lain maksudnya adalah Starbucks selalu menjanjikan kualitas terbaik untuk pelanggan dalam setiap produknya.

Menurut survei kecil yang saya lakukan dengan menanyakan beberapa orang mengenai Starbucks dan pesaingnya, menunjukan bahwa hampir semua responden menjawab tetap memilih Starbucks dibandingkan para pesaingnya dalam memenuhi kebutuhan akan kopi ataupun sekedar tempat untuk bersantai.


Hasil survei kecil ini pun menunjukan meskipun para pesaing Starbucks menawarkan produk yang hampir serupa jenisnya, suasana yang dibuat pula serupa (contohnya dengan memberikan sofa dan lainnya), dan bahkan menawarkan dengan harga yang lebih murah tetap saja para responden lebih memilih Starbucks dengan berbagai alasan. Salah satu alasannya antara lain adalah karena kebanyakan orang lebih pertama mengenal Starbucks sebagai pilihan tepat dalam urusan kopi (positioning; ingin minum kopi pastilah Starbucks yang dituju). Selain itu Starbucks dianggap lebih mudah ditemukan atau dijangkau dalam kehidupan sehari-hari. Ini dikarenakan jumlah gerai Starbucks yang cukup banyak dan tentu saja strategis, cukup mudah untuk ditemukan (Place). Strategi penempatan (Placement) Starbucks yang cermat inilah yang akan dibahas selanjutnya.

 
Salah satu elemen penting dalam konsep 4P (product, price, place, promotion) yang dituturkan oleh Kotler tentang pemasaran (marketing) adalah Place. Placement atau penempatan yang dimaksud adalah  lokasi yang dianggap strategis untuk memasarkan dan menjual produk. Elemen place ini tidak kalah penting dengan elemen-elemen lainnya, ini dikarenakan tempat kita memasarkan suatu produk sangat menentukan tingkat penjualan produk dan keberhasilan usaha kita. Lokasi penjualan yang tepat, nyaman dan mudah dijangkau itulah yang diinginkan oleh konsumen. 

Elemen place ini ditangkap serius pula oleh Starbucks dalam usaha mensukseskan pemasarannya. Di Indonesia menurut data yang dituturkan situs resminya, terdapat lebih dari 50 gerai Starbucks khususnya dalam lingkup Jabodetabek. Lokasinya bermacam-macam dan hampir mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat. Contohnya di tempat umum seperti pusat pemberlanjaan (mall), rumah sakit, sekitar perumahan besar, bandar udara (airport) dan bahkan di perjalanan menuju luar kota (rest area ruas tol). 

Di pusat pemberlanjaan atau mall besar di Jakarta sendiri kita dapat menemukan dengan mudah gerai Starbucks di dalamnya. Bahkan dalam satu mall kita dapat menemukan lebih dari satu gerai Starbucks, seperti contohnya mall di sekitar wilayah Senayan. Dalam  Senayan City terdapat dua gerai Starbucks dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Di seberang Senayan City sendiri yaitu Plaza Senayan kita juga dapat menemukan dua gerai Starbucks. Seperti yang kita tahu Senayan City dan Plaza Senayan merupakan lokasi strategis di tengah kota dan dekat dengan wilayah perkantoran yang pengunjungnya merupakan kalangan menengah ke atas, baik dari kalangan muda hingga tua. Ini dimaksudkan untuk memudahkan target pembeli (yang sudah ditargetkan yaitu kalangan menengah ke atas) mendapatkan dengan mudah kebutuhannya untuk menikmati kopi dikala istirahat makan siang ataupun bersantai di akhir minggu. 


Untuk lebih memudahkan target pembeli, Starbucks dengan cermat menempatkan beberapa gerainya di sekitar perumahan besar di Jakarta. Contohnya di Kemang Village, Jakarta Selatan. Ini dimaksudkan untuk memudahkan target pembeli di sekitar perumahan tersebut agar tidak perlu jauh-jauh ke mall. Pembeli dapat dengan mudah menikmati produk Starbucks di sana atau dapat membawa pulang kopi ataupun produk kesayangannya ke rumah (take away). 
 
Kecermatan Starbucks tidak hanya sampai disitu, tidak hanya menempatkan gerai-gerainya di tempat umum yang ramai pengunjung untuk meningkatkan penjualan. Sekarang ini dengan mudah kita dapat menemukan gerai Starbucks dalam menjalani perjalanan jauh. Contohnya di rest area ruas tol luar kota maupun dalam kota. Sudah ada sekitar depalan gerai dibentuk contohnya Coffee Bogor rest area dan rest area KM10, 4. Starbucks ingin memenuhi kebutuhan oran-orang yang ingin beristirahat sejenak untuk menyegarkan kembali tenaganya dengan segelas kopi nikmat setelah menjalani perjalanan jauh.


Tidak berhenti sampai disitu usaha Starbucks menggunakan elemen place dalam memenuhi kebutuhan pembeli, kini Starbucks telah menambahkan jam operasionalnya menjadi 24 jam non stop terutama di rest area ruas tol tertentu. Dikutip dari situs resminya, tidak lama lagi Starbucks juga akan mengeluarkan inovasi terbarunya yang mereka namakan mobile sampling, yaitu gerai kopi Starbucks dalam bentuk mobil yang dapat dijumpai di event tertentu. Ini dimaksudkan untuk menjangkau wilayah-wilayah tertentu.

Dapat kita lihat bagaimana cermatnya Starbucks mengunnakan salah satu elemen penting marketing yaitu elemen place guna menempatkan gerai-gerai kopinya di lokasi-lokasi yang strategis. Ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pembeli yang merupakan dasar dari pemasaran. Tak henti-hentinya Starbucks mengeluarkan inovasi terbaru termasuk tempat penjualannya demi memenuhi statement-nya yang menjunjung tinggi kepuasan dan kesenangan pelanggan.  Tidak perlu heran kalau Starbucks selalu yang menjadi terdepan di bidangnya dan mencapai kesuksesannya sekarang ini.

Sources:
·  Official Site Starbucks Indonesia,  www.Starbucks.co.id
·  Kotler, Philip, Marketing Management (11 ed.), (New Jersey: Pearson Education, 2003)

 

No comments:

Post a Comment