Monday, March 5, 2012

Strategi Harga Tiket Penerbangan Murah Ala Air Asia


Berlibur dengan menggunakan pesawat, siapa takut? Bagi sebagian orang, berlibur dengan menggunakan pesawat selalu diindentikkan dengan liburan yang ber-budget mahal, tak heran dahulu transportasi jenis ini kurang populer dan membumi di Indonesia. Namun nyatanya kini ada sebuah maskapai penerbangan yang menawarkan harga tiket penerbangan yang harganya tidak sampai seratus ribu rupiah. Berlibur dengan menggunakan pesawat kini tidak hanya bisa dilakukan dan dirasakan oleh orang berduit saja namun juga dapat dirasakan oleh orang yang berbudget minim atau pas-pasan dalam berlibur


Mengusung tagline “Now Everyone Can Fly” membuat maskapai penerbangan ini tidak asing lagi di telinga dan di mata khalayak. Ditambah lagi dengan banyaknya media promosi yang digunakan maskapai penerbangan ini dalam menawarkan promo yang sedang mereka tawarkan. Tagline dari Air Asia semakin nyata ketika dalam sebuah promo maskapai penerbangan ini menawarkan harga tiket penerbangan yang tidak tanggung-tanggung murahnya. Kita sering melihat iklan di televisi atau media lain baik di media cetak maupun media baru seperti internet yang memuat penawaran harga yang ditawarkan Air Asia yang sangat murah. Contonya, harga tiket penerbangan dari Medan ke Jakarta  hanya Rp. 50.000,- pulang pergi, atau juga ada penawaran dari Medan ke Penang dengan harga Rp. 45.000,- sekali jalan. Contoh promo tersebut memang sering kita lihat dan tak heran maskapai penerbangan ini kini dilirik banyak orang khususnya mahasiswa yang ingin berlibur ala backpacker yang tentunya memiliki budget liburan yang minim.


Sekilas mengenai Air Asia, pada awalnya maskapai penerbangan ini dimiliki oleh Pemerintah Malaysia dibawah nama DRB-HICOM. Namun karena manajemen dan kegiatan operasional yang tidak efisien maka maskapai tersebut mengalami kerugian yang sangat besar, sehingga mengalami kebangkrutan. Keinginan Pemerintah Malaysia untuk menutup kegiatan operasional Air Asia, disambut oleh seorang eksekutif ternama dari perusahaan Time Warner, yaitu Datuk Tony Fernandes, melihat hal tersebut ia jadikan suatu peluang untuk menghidupkan dan memperbaiki kembali manajemen Air Asia. Lalu dia membeli saham Air Asia dari Pemerintah Malaysia pada 2 Desember 2001. Sesuai namanya, saham maskapai ini tidak hanya dimiliki oleh Malaysia saja, namun dimiliki juga oleh Singapura, Thailan, dan Indonesia. Untuk di Indonesia, maskapai penerbangan ini berafiliasi dengan maskapai penerbangan AWAIR (Air Wagon International) adalah sebuah maskapai penerbangan berbiaya rendah yang berbasis di Indonesia. Seiring perjalanannya AWAIR pun berganti nama menjadi PT Indonesia Air Asia.

Baragamnya perusahaan penerbangan di Asia, khususnya di Indonesia, membuat maskapai Air Asia ini harus melihat pangsa pasar atau market share mereka. Sebelumnya apa itu market share? Pangsa pasar (market share) dapat diartikan sebagai bagian pasar yang dikuasai oleh suatu perusahaan, atau prosentasi penjualan suatu perusahaan terhadap total penjualan para pesaing terbesarnya pada waktu dan tempat tertentu (William J.S, 1984).  Terkait dengan market share, melihat contoh Air Asia ini kita juga harus melihat besarnya pangsa pasar atau market share, menurut Charles W. Lamb, besarnya pangsa pasar setiap saat akan berubah sesuai dengan perubahan selera konsumen, atau berpindahnya minat konsumen dari suatu produk ke produk yang lain. Jika dihubungkan dengan selera konsumen terdapat empat karakteristik yang mempengaruhi pengguna dalam melakukan pembelian yaitu faktor budaya (budaya, sub budaya, dan kelas sosial), faktor sosial (kelompok keluarga, peran, dan status), faktor pribadi (umur, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, dan kepribadian), dan faktor psikologis (pengetahuan, motivasi, keyakinan, dan sikap). Proses keputusan membeli seorang pengguna melewati lima tahap yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli, dan tingkah laku pasca pembelian (Kotler, 1993).    
                                                       
Dilihat dari segi harga (price) memang maskapai penerbangan Air Asia sampai saat ini belum memiliki pesaing dalam hal penawaran harga tiket yang murah. Sebelum membahas lebih lanjut, perlu kita mengetahui apa yang disebut harga atau price, harga (price) adalah sejumlah uang yang dibayar konsumen untuk mendapatkan produk atau mengganti hak milik produk. Menurut  Philip Kotler, harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Air Asia, jika dilihat dari segi strategi penentuan harganya sebagai produk baru, Air Asia telah melakukan penetration price yang cukup baik dan menarik perhatian dimana strategi harga penetrasi menentukan harga awal yang rendah serendah-rendahnya atau murah dengan tujuan untuk penetrasi pasar dengan cepat dan juga membangun loyalitas merek dari pada konsumen. Dilihat dari segi strategi penentuan harga yang mempengaruhi psikologis konsumen, Air Asia telah melakukan leader pricing dimana strategi harga yang ditetapkan lebih rendah daripada harga pasar/harga normal untuk meningkatkan omset penjualan/pembeli. Selain itu untuk menjaga konsumennya Air Asia juga menerapkan strategi harga diskon pada penjualannya yaitu dengan memberikan potongan harga dari harga yang sudah ditetapkan demi meningkatkan penjualan suatu produk barang atau jasa. Diskon dapat diberikan pada umum dalam bentuk diskon kuantitas, diskon pembayaran tunai / cash, trade discount.

 Tujuan strategi penetapan harga yang dilakukan Air Asia selain untuk memperoleh keuntungan juga untuk mendapatkan atau merebut pangsa pasar (market share). Untuk dapat menarik perhatian para konsumen yang menjadi target market / target pasar maka Air Asia menetapkan harga yang serendah mungkin. Dengan menurunkan harga, maka akan memicu peningkatan permintaan yang juga datang dari market share pesaing / kompetitor. Selain itu, tujuan strategi penetapan harga juga bertuan untuk menjaga status quo pangsa pasar, apabila persaingan di dalam industri bisnis yang sama sudah cukup banyak dan kuat-kuat maka salah satu tehnik yang dapat dipakai untuk menjaga pangsa pasar konsumen adalah dengan penyesuaian harga menjadi lebih murah. Dengan adanya penurunan harga yang lebih murah dari pesaing akan membuat konsumen tetap setia dengan produk yang kita jual.

Dari uraian strategi Air Asia dalam menciptakan pasarnya di Asia khususnya di Indonesia, Air Asia dengan sangat cermat melakukan penetrasi harga yang sangat murah dan berbeda dengan maskapai penerbangan lainnya, belum lagi dengan promo-promo yang mereka tawarkan. Stigma bahwa berlibur dengan menggunakan pesawat itu mahal pun sirna ketika penawaran yang ditawarkan Air Asia mendapatkan sambutan yang positif dan antusiasme yang tinggi dari target audience yang melihat iklan maupun merasakan dampak promosi yang gencar dilakukan oleh Air Asia. Berlibur pun kini dipandang sudah menjadi suatu keharusan bagi sebagian orang setelah melihat murahnya harga tiket penerbangan yang ditawarkan Air Asia. Di masa mendatang bukan tak mungkin maskapai penerbangan ini akan tumbuh dan berkembang pesat. Dapat saya gambarkan apa yang dilakukan Air Asia kini akan berdampak cukup besar kedepannya. Air Asia kini memiliki pelanggan setia yang kebanyakan kalangan muda, untuk saat ini dampak tersebut memang kurang signifikan, namun dimasa mendatang kebiasaan berlibur dengan menggunakan Air Asia akan terpatri dalam pikiran penggunanya. Dengan tiket promo yang murah yang ditawarkan Air Asia, berlibur dapat menjadi suatu kebiasaan dan hal tersebut dapat menguntungkan Air Asia yang sejak awalnya memiliki image berlibur murah dengan tagline “Now Everyone Can Fly”. Air Asia dapat secara perlahan menambah dan meluaskan pangsa pasarnya, namun dengan perlahan menaikkan harga tiketnya sedikit demi sedikit mungkin tidak akan disadari dan berpengaruh bagi pengguna Air Asia karena aspek psikologis penggunanya telah terserang oleh image yang telah dibangun Air Asia sejak awalnya. 

Referensi :

No comments:

Post a Comment